Agar kecepatan kendaraan yang sedang berjalan dapat
dikurangi, dan kemudian dapat dihentikan, perlu diberikan gaya perlambatan
putaran ban.
Ketika pengemudi mengoperasikan pedal rem, peralatan rem
menghasilkan kekuatan (gaya lawan permukaan jalan) yang bekerja untuk
menghentikan ban dan kekuatan (inertia) yang bekerja untuk menyerap tenaga yang
membuat kendaraan itu berjalan, sehingga kendaraan dapat dihentikan. Dengan
kata lain, tenaga dari ban (energi kinetik) yang bekerja untuk berotasi diubah
menjadi gesekan panas (energi panas) dengan mengoperasikan rem yang bekerja
untuk menghentikan rotasi ban.
Kendaraan bukan hanya harus berhenti tapi juga harus
berhenti sesuai dengan kehendak pengemudi.
Sebagai contoh, rem harus menurunkan kecepatan kendaraan
pada kecepatan yang diinginkan dari deselerasi dan berhenti pada kondisi yang
relatif stabil pada jarak yang cukup singkat saat pengereman darurat. Alat
utama yang berperan pada fungsi perlambatan seperti ini adalah sistem rem,
termasuk di dalamnya adalah pedal rem, dan ban.
SISTIM REM
Ada dua tipe sistem rem. Rem kaki dan rem parkir. Sistem rem
utama yang digunakan saat kendaraan berjalan adalah sistem rem kaki. Terdapat
drum brake dan disc brake yang umumnya bekerja dengan tekanan hidraulik.
Sistem rem parkir digunakan saat kendaraan parkir. Sistem
rem parkir mengoperasikan roda belakang melalui kabel-kabel atau sejenisnya
sehingga kendaraan tidak bergerak.
ABS (ANTI-LOCK BRAKING SYSTEM)
ABS adalah unit pengendali rem yang menggunakan kontrol
komputer otomatis untuk mencegah ban mengunci karena pengereman darurat. Sistem
ini meningkatkan stabilitas kendaraan dan memperpendek jarak pengereman.
Karena dengan ABS ban-ban tidak mengunci dan roda tetap
dapat dikendalikan bahkan saat rem ditekan secara mendadak. Sehingga kendaraan
berada pada kondisi terkontrol dan dapat berhenti dengan aman.
ABS DENGAN EBD
"EBD" singkatan dari Electronic Brake force
Distribution atau Electronic Braking force Distribution control .
EBD merupakan perangkat
tambahan pada fungsi ABS konvensional. Bila ABS dilengkapi dengan EBD,
tenaga pengereman yang sesuai dengan kondisi kendaraan akan didistribusikan ke setiap roda depan dan
belakang, roda kiri dan kanan menggunakan unit pengendali hidraulik rem ABS.
BRAKE AXIS
BA adalah sebuah sistem yang membantu pengoperasian rem saat
pengemudi tidak dapat memberikan tenaga yang cukup pada pedal rem. Tekanan
mendadak yang diberikan pada pedal rem dianggap sebagai respon berhenti
darurat, lantas secara otomatis dihasilkan tenaga pengereman yang sangat besar.
KONSTRUKSI
Sistem rem terdiri dari komponen-komponen berikut.
1. Pedal rem
2. Booster
rem
3. Master
cylinder
4. Proportioning
valve (P valve)
5. Rem kaki
(1) Disc brake
(2) Drum brake
6. Rem parkir
BOOSTER REM
Booster rem adalah alat yang memanfaatkan perbedaan antara
kevakuman mesin dan tekanan atmosfir untuk menghasilkan tenaga yang kuat
(pendorong power) yang proporsional pada tenaga penekan pedal untuk mengoperasikan
rem.
Booster rem menggunakan vakum yang dihasilkan pada intake
manifold (atau pompa vacuum pada mesin disel)
Booster rem menggunakan perbedaan kevakuman mesin dan
tekanan atmosfer untuk menghasilkan power boost. Karenanya, fungsi booster rem
dapat dicek dengan melakukan pemeriksaan berikut.
1. Pengecekan
fungsi air tightness
Untuk menghasilkan power boost, vacum di dalam booster rem
harus dipertahankan, ruang tekanan konstan dan ruang tekanan variabel ditutup
seluruhnya oleh katup vacuum, dan udara harus mengalir dari katup udara.
(1) Matikan
mesin setelah menghidupkannya selama 1 sampai 2 menit. Vacuum akan dibiarkan
memasuki booster rem.
(2) Tekan
pedal rem beberapa kali. Saat melakukan ini, bila posisi pedal lebih tinggi 2
atau 3 kali daripada posisi pertama, katup cek atau katup vacuum tertutup,
katup udara terbuka, dan udara dibiarkan masuk. Dari hal ini dapat ditentukan
bahwa air tightness dari tiap katup adalah normal.
2. Pengecekan
pengoperasian
Bila mesin dihidupkan sementara tidak ada vacuum di booster
rem, katup vacuum tertutup, dan katup udara terbuka, vacuum akan dibiarkan
masuk ke ruang tekanan konstan. Kondisi pedal rem pada saat ini dapat digunakan
untuk mengecek operasi power boost.
(1) Dalam
kondisi mesin mati, tekan pedal rem beberapa kali. Udara akan masuk ke ruang
tekanan konstan.
(2) Hidupkan
mesin dengan kondisi pedal rem ditekan. Vacuum akan dihasilkan dan perbedaan
tekanan akan dihasilkan antara ruang tekanan konstan dan ruang tekanan
variabel.
Bila pedal rem turun lebih dari yang sebelumnya pada saat
ini, dapat ditentukan bahwa power boost yang normal telah dihasilkan.
3. Pengecekan
fungsi load air tightness
Bila mesin dimatikan dengan kondsisi pedal rem ditekan,
kondisi pedal dapat digunakan untuk mengecek kebocoran vacuum dari ruang tekanan
konstan.
(1) Tekan
pedal rem saat mesin hidup.
(2) Matikan
mesin sementara pedal rem ditekan.
Pada kondisi ditahan, perbedaan tekanan antara ruang tekanan
konstan dan ruang tekanan variabel akan konstan. Kemudian, bila tidak ada perbedaan
pada tinggi pedal rem sementara pedal rem tetap ditekan selama 30 detik, dapat
disimpulkan bahwa katup cek dan katup vacuum tertutup dengan normal dan tidak
ada masalah dengan ruang tekanan konstan.
MASTER CYLINDER
Master cylinder adalah peralatan yang digunakan untuk
merubah tenaga pengoperasian pedal rem menjadi tekanan hidraulik. Sekarang ini,
tandem master cylinder, yang memiliki dua piston, menghasilkan tekanan hidraulik
pada sistem rem dua saluran.
Tekanan hidraulik kemudian salurkan ke disc brake calipers
atau wheel cylinder pada tromol rem.
Reservoir berfungsi untuk menyerap perubahan volume minyak
rem yang disebabkan oleh perubahan pada temperatur minyak rem.
Reservoir juga memiliki pembatas di bagian dalam untuk
membagi tabung menjadi bagian depan dan belakang seperti yang terlihat pada
gambar di sebelah kiri. Dengan desain dua bagian tabung ini memberikan
kepastian penghentian kendaraan saat salah satu sirkuit gagal bekerja karena
kebocoran minyak rem.
Sensor mendeteksi level minyak rem ketika level minyak rem
di dalam tangki reservoir turun di bawah tingkat minimum, dan kemudian
menggunakan lampu peringatan sistem rem untuk memberi peringatan kepada
pengemudi.
Master cylinder adalah peralatan yang digunakan untuk
merubah tenaga pengoperasian pedal rem menjadi tekanan hidraulik. Sekarang ini,
tandem master cylinder, yang memiliki dua piston, menghasilkan tekanan
hidraulik pada sistem rem dua saluran.
Tekanan hidraulik kemudian salurkan ke disc brake calipers
atau wheel cylinder pada tromol rem.
Reservoir berfungsi untuk menyerap perubahan volume minyak
rem yang disebabkan oleh perubahan pada temperatur minyak rem.
Reservoir juga memiliki pembatas di bagian dalam untuk
membagi tabung menjadi bagian depan dan belakang seperti yang terlihat pada
gambar di sebelah kiri. Dengan desain dua bagian tabung ini memberikan
kepastian penghentian kendaraan saat salah satu sirkuit gagal bekerja karena
kebocoran minyak rem.
Sensor mendeteksi level minyak rem ketika level minyak rem
di dalam tangki reservoir turun di bawah tingkat minimum, dan kemudian
menggunakan lampu peringatan sistem rem untuk memberi peringatan kepada
pengemudi.
Bila sirkuit rem terbuka dan minyak rem keluar, rem tidak
akan bekerja lagi. Atas alasan ini, sistem hidraulik rem dibagi menjadi sirkuit
rem dua sistem.
Tekanan hidraulis dari master cylinder yang dikirim ke kedua
sistem itu diteruskan ke disc brake
calipers atau wheel cylinders. Tata letak dari sirkuit rem untuk kendaraan FR
dan FF berbeda
Pada kendaraan FR, sirkuit rem dibagi menjadi sistem roda
depan dan sistem roda belakang, tapi pada kendaraan FF digunakan pipa diagonal.
Karena beban yang diterima pada bagian depan kendaraan FF lebih besar, maka roda depan
membutuhkan tenaga pengereman lebih besar dari roda belakangnya.
Bila kendaraan FR menggunakan sistem sirkuit rem sama dengan
kendaraan F, ketika sistem pengereman
roda depannya gagal, maka tenaga pengeremannya akan terlalu lemah. Lantaran
itu, kemudian digunakan sistem jalur pipa diagonal untuk roda depan kanan dan
roda belakang kiri; dan satu jalur lainnya untuk roda depan kiri dan roda
belakang kanan. Dengan cara ini, bila satu sistem gagal, sistem lain akan
mempertahankan tenaga pengereman pada tingkat tertentu.
PROPOTIONING VALVE
Katup proportioning (katup P) diletakkan antara saluran rem
master cylinder dan wheel cylinder roda belakang.
Alat ini berfungsi untuk mendapatkan tenaga pengereman yang
sesuai untuk memendekkan jarak pengereman dengan cara mengatur distribusi
tenaga pengereman roda depan dan belakang agar roda belakang terhindar dari
penguncian lebih awal saat pengereman darurat (saat beban ditransfer ke depan),
dll.
Bila distribusi terjadi seperti yang diperlihatkan di (a),
tenaga pengereman menjadi besar sehingga menyebabkan tenaga pengereman roda
belakang menjadi terlalu besar dari kurva ideal. Sehingga membuat roda belakang
mudah terkunci dan membuat kendaraan tidak stabil.
Sebagai tambahan, bila distribusi terjadi seperti yang
diperlihatkan di (b), tenaga pengereman keseluruhan menjadi kecil, yang akan membuat
roda depan mengunci dengan mudah dan menyebabkan hilangnya kontrol pengemudian.
REM KAKI
REM CAKRAM ( DISC BRAKE)
Disc brake mendorong piston menggunakan tekanan hidrolis
yang dikirim melalui sirkuit rem dari master cylinder untuk membuat disc brake
pad menjepit kedua sisi disc brake rotor dan menghentikan putaran ban.
Karena disc brake rotor dan disc brake pad saling menggesek,
terjadi panas akibat friksi tadi. Tetapi, karena disc brake rotor dan brake
body terbuka, panas friksi yang terjadi dapat dengan mudah menguap.
Berikut ini penjelasan beberapa tipe caliper.
(1) Tipe fixed
Caliper tipe fixed mempunyai sepasang piston untuk mendorong
disc brake rotor pada kedua sisinya.
(2) Tipe
floating
Caliper tipe floating
hanya memiliki satu piston yang tertempel pada satu sisi caliper-nya.
Piston berperan sebagai penerima tekanan hidrolis. Apabila disc brake pad
ditekan, caliper akan bergerak ke arah yang berlawanan dari posisi piston, dan
mendorong disc brake rotor dari kedua sisinya. Akibatnya, caliper akan
menghentikan putaran roda. Ada beberapa jenis caliper tipe floating, tergantung
dari metode pemasangan caliper pada disc rotor-nya.
REM TROMOL( DRUM BRAKE )
Drum brake menghentikan putaran ban menggunakan tekanan
hidrolis yang dikirimkan dari master cylinder pada wheel cylinder untuk menekan
sepatu rem (brake shoe) pada teromol rem (brake drum), yang berputar bersama
dengan ban.
Saat tekanan hidrolis pada wheel cylinder hilang, tenaga
pegas pembalik menekan brake shoe ke arah dalam permukaan teromol agar kembali
ke posisi semula.
Karena brake shoe dikelilingi oleh brake drum, pelepasan
panas yang dihasilkan terhambat. Tipe rem ini kurang tahan panas.
Ketika wheel cylinder menerima tekanan hidrolis, sepatu rem pada kedua sisi teromol ditekan
melawan bagian dalam teromol dengan tenaga sama dengan tenaga hidrolis dari
piston. Seperti yang diperlihatkan pada gambar di sebelah kiri, tenaga tekan
yang dihasilkan pada sepatu rem sebelah
kiri dan kanan berbeda.
Tenaga gesek menyebabkan sepatu rem sebelah kiri menggigit
ke dalam teromol searah dengan putarannya. Sedang sepatu rem sebelah kanan
menerima tenaga penolakan dari putaran teromol, sehingga terjadi penurunan
tenaga tekan.
Aksi yang menaikkan tenaga gesek dengan menggigit ke dalam
teromol disebut dengan fungsi self energizing, dan sepatu rem yang menerima
fungsi ini disebut dengan leading shoe, dan sepatu rem yang tidak menerima fungsi ini disebut dengan
trailing shoe.
REM PARKIR
Tipe Tuas Rem Parkir
1. Tipe tuas
Umumnya digunakan pada kendaraan penumpang dan niaga.
2. Tipe
stick
Digunakan pada beberapa kendaraan niaga.
3. Tipe
pedal
Digunakan pada kendaraan penumpang dan kendaraan kelas atas.
Sekarang ini pembebasnya dioperasikan dengan pedal.
TIPS SEPUTAR REM
Cek Booster Rem Bila Pedal Terasa
Keras
Sebagai pengendara, kita sepakat bahwa performa dan kondisi
rem sangat penting bagi keselamatan di jalan. Selain penting, penggunaan pedal
rem juga harus nyaman. Misalnya, pedal rem tidak keras saat kita injak. Dengan
sedikit tekanan saja cukup membuat pedal rem terdorong dan laju kendaraan
terkontrol. Secara teknis, ringannya pedal rem dapat terjadi karena adanya
booster rem.
Maka, periksalah booster rem jika pedal rem terasa keras
saat diinjak. Mungkin saja komponen yang terletak di ruang mesin (dekat master
rem) ini mengalami kerusakan dan perlu perbaikan di bengkel. Nah, ada
langkah-langkah awal mendeteksi rusak tidaknya booster rem.
1. Putar kunci kontak pada posisi OFF (mesin mati).
2. Kocok (tekan-lepas) pedal rem secara berulang untuk
mendapatkan posisi pedal rem tertinggi (kaki tetap menekan pedal rem).
3. Hidupkan mesin.
4. Pada saat mesin sudah hidup, pedal rem akan turun dengan
sendirinya (posisi kaki tetap menekan pedal rem).
5. Kemudian matikan mesin.
6. Pada saat mesin mati, maka pedal rem harus tetap posisi
pada terbawah, dan pedal akan naik apabila Anda melakukan pengocokan kembali.
Bila hasil pengujian ternyata tidak sesuai dengan
langkah-langkah di atas, ada kemungkinan
booster rem memang bermasalah. Bila terbukti bahwa booster rem bermasalah,
untuk mengatasinya Anda harus membawa mobil Anda ke bengkel. Sebab, minimal
booster rem harus dioverhoul bahkan mungkin juga diganti. Untuk dua hal ini,
tentu saja sebaiknya jangan Anda lakukan sendiri.
Tips Merawat Cakram Rem Mobil
Rem adalah salah satu bagian paling vital dalam
pengoperasian kendaraan Anda. Keberadaan rem sangat penting untuk memberikan
rasa aman saat penggunaan mobil, namun berfungsinya peranti satu itu sangat
tergantung dengan bagaimana cara kita merawatnya. Kalau perawatan diabaikan,
hampir pasti fungsinya juga tidak optimal. Ujung-ujungnya, keselamatan kita
(dan orang lain) saat berkendara terancam. Untuk menjaga supaya rem tetap pakem
tidak sulit, asalkan kita tahu bagaimana kiat-kiatnya.
Yang harus diperhatikan adalah bagian disc break dan tromol,
dan memeriksa kualitas minyak rem, saluran rem, dan kampas rem itu sendiri.
Untuk minyak rem, biasanya harus diganti atau dibersihkan setelah mobil
menempuh 10.000 km. Perhatikan bagian ini dengan seksama supaya tidak kosong,
dan perhatikan perbandingan antara bagian depan dan belakang (2:1). Bagian
depan mendapat porsi lebih besar sebab paling sering digunakan saat mobil
direm.
Langkah berikut adalah memeriksa kampas rem apakah masih
dalam kondisi baik atau tidak. Caranya, lepaskan roda dengan kunci, perhatikan
bagian disc break dan lepas pegangan kampas rem dengan alat martil atau obeng.
Bila kampas rem kotor, gunakan amplas/sikat/kuas untuk membersihkannya. Semakin
bersih kampas rem, semakin bagus dan kuat fungsinya. Berikan gemuk/pelumas pada
bagian besi penahannya, namun hindari supaya tidak terkena bagian sepatu rem.
Pasang kembali kampas, dan kancingkan.
Hal terakhir yang harus diperhatikan supaya rem senantiasa
berfungsi dengan baik adalah perawatan yang teratur. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, usahakan supaya minyak diganti setiap mencapai 10.000 km, sedangkan
untuk kampas biasanya antara 20-25.000 km untuk tipe otomatis dan 40.000 km
untuk tipe manual. Jangan lupa untuk mengecek kondisi minyak rem setiap dua
minggu sekali.
Tips Saat Rem Blong Atau Macet
Terkadang saat kita berkendara, ada hal-hal yang tidak kita
kehendaki seperti rem kendaraan kita mengalami macet atau blong. Bila hal itu
terjadi akan membahayaka diri kita sendiri maupun pengendara lain.
Berikut ini adalah tips yang bisa dilakukan saat mengalami
rem macet atau blong :
Turunkan kecepatan kendaraan dengan memindahkan gigi
perseneling yang lebih rendah secara bertahap (5-4, 4-3, 3-2, 2-1).
Setelah kecepatan kendaraan berkurang, lakukan pengereman
dengan menggunakan rem tangan.
Apabila pada bahu jalan terdapat rumput, gunakan bahu jalan
yang berumput tersebut untuk membantu menghentikan kendaraan.
Lalu, bagaimana bila hasil pendeteksian Anda tidak
menunjukkan kerusakan di booster rem? Mungkin saja pedal rem keras dipicu oleh
ketidakberesan di komponen lain. Mungkin juga karena masalah pada pemasangan
one way valve, atau pada kevacuman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar