Berdasarkan signal dari sensor
kecepatan, ECU Skid Control merasakan kecepatan rotasional roda
dan kecepatan kendaraan.
Saat pengereman, walaupun
kecepatan rotasional roda menurun, jumlah deselerasi akan berbeda tergantung
dari kecepatan kendaraan saat pengereman dan kondisi permukaan jalan, seperti
aspal kering, permukaan basah atau tertutup es, dll.
Dengan kata lain, ECU menentukan
jumlah selip antara roda dan permukaan jalan dari perubahan kecepatan rotasi
roda saat pengereman, dan ECU mengontrol katup solenoid dari aktuator rem
dalam 3 cara berikut: Penurunan tekanan, penahanan tekanan, dan penambahan
tekanan, supaya dapat mengontrol kecepatan roda secara optimal.
ECU secara kontinyu menerima
signal kecepatan roda dari empat sensor kecepatan, dan mengukur kecepatan
kendaraan dengan menghitung kecepatan dan deselerasi setiap roda.
Bila pedal rem ditekan, tekanan
hidrolis pada tiap wheel cylinder mulai naik dan kecepatan roda
kemudian menurun. Bila ada roda yang akan mengunci, ECU menurunkan tekanan
hidrolis di dalam wheel cylinder roda tersebut.
ECU Skid Control
mengeset katup solenoid menjadi mode penurunan tekanan sesuai dengan
kecepatan deselerasi roda, sehingga menurunkan tekanan hidrolis pada wheel
cylinder.
Setelah tekanan turun, ECU mengubah katup solenoid
menjadi mode "holding" untuk memonitor perubahan pada kecepatan
roda
Bila ECU merasa bahwa tekanan hidrolis perlu lebih
diturunkan, ECU akan mengurangi tekanan kembali.
Saat tekanan hidrolis di dalam
wheel cylinder berkurang (bagian A), tekanan hidrolis yang dipakai pada
roda menurun.
Hal ini membuat roda yang akan mengunci menjadi berjalan
lagi. Tetapi, bila tekanan hidrolis diturunkan, tenaga pengereman pada roda
akan menjadi terlalu rendah.
Untuk menghindari ini, ECU mengeset katup solenoid
menjadi mode ''pressure increase'' dan mode ''holding"
secara bergantian sehingga roda yang akan mengunci kembali mendapatkan
kecepatannya.
Ketika tekanan hidrolis secara
bertahap pada wheel cylinder ditambahkan oleh ECU (bagian B), roda cenderung
akan mengunci kembali.
Karenanya, ECU sekali lagi mengubah katup solenoid
menjadi mode ''pressure reduction'' untuk mengurangi tekanan hidrolis
di dalam wheel cylinder.
Karena tekanan hidrolis di
dalam wheel cylinder diturunkan lagi (bagian C), ECU mulai menaikkan
tekanan kembali seperti pada bagian B.
ECU Skid Control
mengoperasikan katup solenoid dan motor pompa secara berurutan untuk mengecek
sistem kelistrikan dari ABS. Fungsi ini bekerja setiap kali saat kunci kontak
diputar ke ON, dan kendaraan berjalan dengan kecepatan lebih dari 6 km/jam
dengan lampu rem OFF.
Alat ini hanya bekerja sekali
setiap kali kunci kontak diputar ke ON.
|
|
|
|
Fungsi diagnostik
|
|
Bila terjadi malfungsi pada
sistem signal, lampu peringatan ABS pada meter kombinasi akan menyala,
seperti yang terlihat pada tabel di sebelah kiri, dan akan memperingatkan
pengemudi bahwa telah terjadi malfungsi.
Pada saat yang sama, DTC (Diagnosis
Trouble Codes) disimpan dalam memori. DTC dapat dibaca dengan
menghubungkan hand-held tester ke DLC untuk berkomunikasi dengan
ECU secara langsung atau membuat sirkuit pendek antara terminal-terminal
TC dan CG dari DLC3 dan dengan mengamati pola kedip dari lampu peringatan
ABS.
|
|
Sistem ini mempunyai fungsi
pengecekan signal sensor. Signal sensor dapat dibaca dengan menghubungkan
hand-held tester ke DLC atau membuat sirkuit pendek antara
terminal-terminal TS dan CG dari DLC3 dan dengan mengamati pola kedip
dari lampu peringatan ABS.
|
|
Untuk keterangan yang lebih
lengkap mengenai DTC yang disimpan dalam memori ECU Skid Control dan
mengenai DTC yang merupakan output melalui fungsi pengecekan sensor,
lihat Repair Manual.
|
|
DTC dapat dihapus dengan
menghubungkan hand-held tester ke DLC3 atau membuat sirkuit pendek
antara terminal-terminal TC dan CG dari check connector dan dengan
menekan pedal rem sebanyak 8 kali atau lebih dalam waktu 5 detik.
|
|
|
Fungsi fail-safe
|
Bila ECU Skid Control
mendeteksi adanya malfungsi pada sistem signal atau adanya malfungsi pada
relay, arus listrik yang menuju ke aktuator dari ECU dimatikan. Sebagai
akibatnya, sistem rem bekerja seakan-akan ABS tidak bekerja, namun fungsi
pengereman tetap bekerja normal.
|
|
|
|
|
Aktuator
Rem
Aktuator rem terdiri dari pressure
holding solenoid valve, pressure reduction solenoid valve, pump,
motor, dan reservoir. Ketika aktuator rem menerima signal dari
ECU Skid Control, solenoid menyala atau mati dan tekanan hidrolis
dari wheel cylinder ditambah, diturunkan, atau ditahan untuk
mengoptimalkan kecepatan selip dari tiap roda. Sebagai tambahan, sirkuit
hidrolis diubah untuk memenuhi persyaratan dari setiap tipe kontrol.
Sirkuit hidrolis di ABS untuk
kendaraan FF dibagi menjadi sistem roda kanan depan dan roda kiri belakang,
dan roda kiri depan dan roda kanan belakang seperti yang diperlihatkan
gambar. Penjelasan selanjutnya diberikan hanya untuk cara kerja salah satu
dari sistem-sistem ini, tapi sistem-sistem yang lain bekerja dengan cara
yang sama.
|
Saat pengereman normal (Saat sistem tidak bekerja)
|
Saat
pengereman normal, signal kontrol dari ECU Skid Control bukan
merupakan input. Karenanya, katup solenoid penahan tekanan dan katup
solenoid penurun tekanan dalam keadaan mati, port (a) pada bagian
solenoid penahan tekanan terbuka, dan port (b) pada bagian solenoid
penurun tekanan tertutup.
Saat
pedal rem ditekan, cairan rem dari master cylinder mengalir
melalui port (a) pada bagian solenoid penahan dan dikirimkan
secara langsung ke wheel cylinder. Pada saat ini, operasi dari
katup cek (2) mencegah cairan rem dikirimkan ke bagian pompa
|
|
Saat pengereman darurat
(waktu ABS bekerja)
|
|
|
Mode penurun tekanan
|
Signal kontrol dari ECU Skid Control mengaktifkan
solenoid penahan tekanan dan solenoid penurun tekanan dengan
menutup port (a) pada bagian solenoid penahan tekanan dan
membuka port (b) pada bagian solenoid penurun tekanan. Hal
ini membuat cairan rem mengalir melalui port (b) ke
reservoir untuk menurunkan tekanan hidrolis pada wheel cylinder.
Pada saat ini port (e) ditutup oleh decent dari
reservoir. Pompa terus bekerja saat ABS beroperasi, sehingga cairan
rem yang masuk reservoir ditarik masuk oleh pompa dan dikembalikan
ke master cylinder.
|
Mode penahan
|
Signal kontrol dari ECU Skid Control
mengaktifkan solenoid penahan tekanan dan mematikan solenoid
penurun tekanan dengan mematikan port (a) dan port
(b). Hal ini mematikan tekanan hidrolis dari wheel cylinder
dari kedua bagian master cylinder dan reservoir untuk menahan
tekanan hidrolis dari wheel cylinder konstan.
|
Mode penambah tekanan
|
Signal kontrol
dari ECU Skid Control mematikan solenoid penahan
tekanan dan solenoid penurun tekanan dengan membuka port
(a) pada bagian solenoid penahan tekanan dan menutup port
(b) pada bagian solenoid penurun tekanan sama seperti pada
pengereman normal. Ini menyebabkan tekanan hidrolis dari
master cylinder bekerja pada wheel cylinder yang
menyebabkan tekanan hidrolis wheel cylinder menjadi
naik.
ABS dengan EBD
Pengendali EBD
menggunakan ABS, membantu menghasilkan distribusi tenaga
rem yang sesuai antara roda-roda depan dan belakang
sesuai dengan kondisi mengemudi.
Sebagai
tambahan, selama pengereman cornering, ia juga mengontrol
tenaga pengereman roda-roda kanan dan kiri, untuk
membantu mempertahankan keseimbangan kendaraan.
|
|
Operasi
|
|
Distribusi
tenaga pengereman roda depan/belakang
|
Bila rem
digunakan saat kendaraan bergerak ke depan, mentransfer
beban mengurangi beban yang diberikan ke roda belakang.
ECU Skid
Control menentukan kondisi ini dari signal yang
diberikan oleh sensor kecepatan, dan mengontrol ABS
aktuator untuk mengontrol distribusi tenaga pengereman
untuk roda belakang secara optimal.
Sebagai
contoh, jumlah beban yang diberikan pada roda belakang
selama pengereman berbeda tergantung apakah kendaraan
membawa beban atau tidak. Jumlah dari beban yang
diberikan pada roda belakang juga berbeda tergantung
dari jarak deselerasi. Sehingga distribusi tenaga
pengereman pada roda belakang secara optimal dikontrol
untuk dapat secara efektif menggunakan tenaga
pengereman dari roda belakang dalam kondisi seperti
ini.
|
|
Distribusi
tenaga pengereman roda kanan/kiri (Selama pengereman
cornering)
|
Bila pengereman
dilakukan saat kendaraan dalam posisi membelok, beban
yang diberikan pada roda dalam menurun. Skid Control
ECU menentukan kondisi ini berdasarkan signal dari
sensor kecepatan, dan ECU mengontrol ABS aktuator untuk
secara optimal mengontrol distribusi tenaga pengereman
untuk roda dalam
|
|
BA (Brake Assist)
Terkadang orang-orang yang tidak biasa
mengemudi atau orang-orang yang mudah panik walaupun mereka
biasa mengemudi tidak menginjak pedal rem cukup kuat saat
pengereman darurat supaya bisa mendapatkan hasil optimal
dari sistem rem.
BA adalah sebuah sistem yang menggunakan
sensor tekanan di dalam ABS actuator untuk mendeteksi
kecepatan dan kekuatan dari pedal rem yang ditekan sehingga
komputer dapat mengukur keinginan pengereman darurat pengemudi
untuk meningkatkan kekuatan pengereman supaya dapat
mendapatkan hasil yang maksimum dari sistem pengereman.
BA ini juga
mempunyai waktu pengesetan pembantu dan jumlah tenaga bantu
untuk membuat pengereman terasa sealami mungkin dengan
menyesuaikan jumlah tenaga bantu yang dibutuhkan .
Saat ECU Skid Control menentukan
bahwa pengemudi sedang dalam kondisi pengereman darurat,
brake assist switching solenoid valve bekerja, suatu jejak
terbentuk antara master cylinder dan reservoir, dan
minyak remnya disalurkan ke pompa.
Minyak rem
tersebut mengalir ke pompa dan dialirkan kembali ke wheel
cylinder. Relief valve 4 terbuka untuk
memastikan tekanan wheel cylinder tidak melebihi
tekanan master cylinder yang lebih dari jumlah yang
dibutuhkan untuk mempertahankan perbedaan tekanan.
Tinjauan Sistem TRC (Traction Control)
Kadang-kadang
saat pedal akselerator ditekan terlalu banyak saat
starting off atau mengakselerasi pada permukaan yang
licin, dll., torsi berlebihan yang dihasilkan menyebabkan
roda-roda penggerak mengalami slip, sehingga menyebabkan
kendaraan kehilangan kemampuan start-off/akselerasi
dan kontrol kemudi. Oleh karena itu perlu dilakukan kontrol
tekanan hidrolis rem pada roda penggerak dan output
mesin oleh fuel cut-off control untuk menurunkan
tenaga penggerak saat pedal akselerator ditekan.
Selanjutnya TRC memastikan kemampuan start-off/
akselerasi kendaraan dan kontrol kemudi
Tinjauan Umum dari VSC (Vehicle Stability
Control system)
Bila ABS dan TRC
hanya digunakan untuk menstabilkan kerja rem dan
akselerator saat pengereman dan akselerasi, VSC memastikan
“kemudi dan kestabilan arah” kendaraan.
Sistem ini
mendeteksi kemudi mendadak dan selip ke samping pada
permukaan yang licin dan memberikan pengendalian pengereman
yang optimum pada setiap roda dan pengendalian tenaga mesin
untuk mengurangi selip roda depan dan belakang.
Metode
pengendalian rem (pada roda-roda yang dikendalikan)
masing-masing roda dilakukan berbeda tergantung oleh
model mobilnya (FF atau FR).
TRC dan VSC
terdiri dari komponen-komponen berikut.
|
|
|
|
1
|
ECU Skid
Control
|
|
2.
|
Aktuator rem
|
|
3.
|
Sensor
kecepatan
|
|
4.
|
Sensor
deselerasi
|
|
5.
|
Switch lampu
rem
|
|
6.
|
Meter Kombinasi
(1)
|
Lampu
peringatan sistem rem
|
(2)
|
Lampu
peringatan ABS
|
(3)
|
Lampu
peringatan VSC
Lampu ini menyala untuk
memperingatkan pengemudi bila ada malfungsi pada VSC
atau TRC.
|
(4)
|
Lampu
indikator selip
Lampu ini berkedip-kedip untuk
memberi informasi kepada pengemudi saat VSC atau TRC
sedang bekerja.
|
(5)
|
Lampu
indikator TRC OFF
Kerja TRC berhenti bila switch TRC
OFF dalam keadaan ON, dan lampu menyala.
|
|
|
7.
|
Steering angle sensor
Steering angle sensor terdiri dari sebuah slotted
disc, microcomputer dan photo interrupter
(SS1, SS2 dan SS3). Signals yang terdeteksi oleh SS1,
SS2 dan SS3 photo interrupter diubah
oleh microcomputer menjadi serangkaian signal yang
merupakan output bagi ECU.
ECU mendeteksi steering yang
netral, arah putaran atau sudut kemudi dari kombinasi
dari signal-signal ini.
|
|
|
8.
|
Yaw rate sensor
Yaw rate sensor berada pada bagian
menyilang sisi kanan dari cross member di
ruang bagasi.
Yaw rate sensor menggunakan rate gyro tipe
getaran berbentuk garpu berputar. Setiap resonator
terdiri dari sebuah vibrating portion dan sebuah
detecting portion yang digeser 90 derajat untuk
membentuk satu unit. Sebuah kepingan keramik
piezoelectric ditempelkan pada vibration dan porsi
deteksi tadi. Karakteristik dari kepingan keramik
piezoelectric adalah ia menjadi lentur bila diberikan
voltase, dan menghasilkan voltase bila ada kekuatan
external yang diberikan pada kepingan keramik tadi.
Untuk mendeteksi yaw rate,
voltase listrik berselang diberikan pada vibration
portion, yang akan membuat portion itu
bergetar. Kemudian, yaw rate akan terdeteksi
dari detection portion menurut jumlah dan arah
distorsi dari kepingan keramik piezoelectric
tersebut, yang disebabkan oleh kekuatan carioles
yang dihasilkan di sekitar resonator.
|
|
9.
|
Booster rem dengan
fungsi precharge (Hanya ada di beberapa model.)
Ini menghasilkan tekanan hidrolis dari
TRC andVSC.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Kontrol TRC
|
|
Tekanan
hidrolis yang dihasilkan oleh pompa diatur oleh master
cylinder cut solenoid valve untuk mendapatkan tekanan
yang dibutuhkan. Karenanya, wheel cylinder pada
roda penggerak dikendalikan dalam 3 mode, yakni mode pressure
reduction, pressure holding, dan pressure increase
, untuk menahan selip pada roda penggerak.
Seperti yang
digambarkan pada grafik di bawah kiri, saat kecepatan
roda penggerak mulai melewati awal kecepatan
pengontrolan, tekanan hidrolis rem meningkat dan jumlah
penghentian bahan bakar pada silinder ditingkatkan.
Sehingga kecepatan roda penggerak berkurang.
|
|
2
|
Kontrol VSC
|
|
VSC melakukan kontrol dengan cara
mengatur tekanan hidraulik yang dihasilkan pompa melalui solenoid
valves. Selanjutnya, tekanan itu digunakan oleh wheel
cylinder sesuai dengan mode sebagai:
pengurangan tekanan (pressure reduction), penahanan
tekanan (pressure holding), dan penambahan tekanan
(pressure increase). Sehingga dapat mencegah
kecenderungan selip pada roda depan dan belakang.
|
|
3.
|
Diagnosis
|
|
|
Ketika ECU Skid
Control mendeteksi adanya malfungsi pada ABS yang
dilengkapi dengan EBD, BA, TRC, dan VSC, maka ABS,
sistem rem, lampu peringatan VSC, dan lampu indikator
TRC OFF yang berhubungan dengan fungsi dimana malfungsi
itu dideteksi akan memberikan tanda atau menyala,
--seperti yang diindikasikan pada tabel di sebelah
kiri, untuk memberikan peringatan kepada pengemudi akan
adanya malfungsi.
Pada saat yang sama, DTC (Diagnosis
Trouble Codes) disimpan di dalam memori. DTC dapat
dibaca dengan menghubungkan hand-held tester ke
DLC3 untuk berkomunikasi dengan ECU secara langsung
atau melakukan hubung pendek pada terminal TC dan CG
dari DLC3 dan mengamati pola kedip lampu peringatan ABS
dan lampu peringatan VSC.
|
|
Sistem ini mempunyai fungsi mengecek
signal sensor. Signal sensor dapat dibaca dengan
menghubungkan hand-held tester ke DLC3 atau
melakukan hubung pendek pada terminal TS dan CG dari
DLC3 dandan mengamati pola kedip lampu peringatan ABS
dan lampu peringatan VSC.
|
|
Keterangan
yang lebih detail untuk DTC disimpan di memori Skid
Control ECU dan DTC yang merupakan output dari fungsi
cek sensor, mengacu ke Repair Manual.
|
|
|
1.
|
Cara kerja TRC
(untuk mode peningkatan tekanan)
|
|
Saat pedal
akselerasi ditekan, tekanan hidraulik setiap wheel
cylinder dikendalikan untuk mengontrol selip roda
penggerak. Pada saat ini, pada model dengan fungsi precharge,
precharge solenoid valve juga bekerja untuk
memanfaatkan tekanan hidraulik dari master cylinder.
Linear
solenoid valve digunakan
untuk master cylinder cut solenoid valve.
Tekanan hidraulik dikontrol secara linear untuk
menghaluskan fluktuasi tekanan hidraulik dengan cara
mengatur jumlah aliran listrik yang mengalir pada solenoid
valve seperti pengontrolan yang dilakukan oleh ECU.
|
|
2.
|
Cara kerja VSC
|
|
VSC mengontrol
tekanan hidraulik dengan cara mengendalikan tekanan
hidraulik dari pompa di dalam aktuator rem yang akan
disalurkan ke setiap wheel cylinder untuk
mengontrol selip (skid) roda depan atau selip roda
belakang.
Saat ini ini, untuk model yang
memiliki fungsi precharge, precharge solenoid
valve bekerja juga untuk menggunakan tekanan
hidraulik dari master cylinder.
|
1)
|
Ketika melakukan
kontrol untuk menghindari (suppression) selip
roda depan
Ketika membelok ke kanan, skid
suppression control roda depan mengoperasikan rem
roda depan kanan dan kiri dan rem roda belakang dalam.
Metode pengendalian rem (roda yang
dikendalikan) untuk setiap rodanya berbeda
tergantung modelnya (FF, FR).
|
|
2)
|
Ketika melakukan
kontrol untuk menghindari selip roda belakang
Ketika membelok ke kanan, skid
suppression control roda belakang mengoperasikan
rem pada roda depan bagian luar dan, bila mungkin,
roda belakang bagian luar.
Metode pengendalian rem (roda yang
dikendalikan) untuk setiap rodanya berbeda
tergantung modelnya (FF, FR).
Booster Rem
Hidraulik
Booster rem biasa menggunakan
vakum mesin untuk menghasilkan tekanan hidraulik yang
besar. Berbeda dengan booster rem hidraulik. Booster
ini menggunakan pompa motor untuk menghasilkan
tekanan hidraulik yang besar untuk mengurangi gaya
tekan rem yang ditentukan.
Booster rem hidraulik terdiri dari
master cylinder, aktuator rem, tangki
reservoir, pump, pump motor, dan accumulator. Untuk
memeriksa level minyak rem reservoir, putar kunci
kontak ke posisi "OFF" dan lepaskan tekanan
pada sistem power supply.
Master cylinder & booster rem terdiri dari bagian
booster rem, bagian master cylinder, dan
bagian regulator. Semuanya ditempatkan pada
sumbu yang sama untuk mendapatkan konstruksi yang
sederhana dan kompak.
|
Bagian
booster rem terdiri dari operation rod, power
piston dan booster chamber.
|
|
Bagian master
cylinder terdiri dari piston master cylinder ,
pegas pengembali, dan center valve.
|
|
Bagian
regulator terdiri dari regulator piston,
pegas pengembali, spool valve, reaction rod,
dan rubber reaction disc.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar